Hajar Aswad, Si Batu Hitam yang Dulunya Berwarna Putih

Kategori : Umrah, Haji, Features, Ditulis pada : 18 Maret 2025, 11:38:41

Hajar Aswad, Si Batu Hitam yang Dulunya Berwarna Putih

 

Berkunjung ke Baitullah untuk menunaikan ibadah haji atau umrah, tak lengkap rasanya jika tidak menyentuh Hajar Aswad. Ya, batu hitam yang disinyalir berasal dari surga ini selalu menarik perhatian umat muslim karena memiliki banyak keistimewaannya. Tak puas hanya melihat, bahkan jamaah berusaha untuk bisa mencium Hajar Aswad ini. Apa sih, istimewanya dari batu ini dibanding dengan batu-batu lainnya?

40.jpg

Photo by Rostyslav Savchyn on Unsplash

Berikut ini sejarah serta keistimewaan Hajar Aswad yang harus Anda ketahui, sehingga Anda bisa memahami kenapa umat muslim berlomba untuk bisa mencium Hajar Aswad saat menunaikan ibadah haji atau umrah di Baitullah.

 

Sejarah Hajar Aswad, Batu Hitam yang Berasal dari Surga

Hajar Aswad bukanlah batu biasa, yang umum Anda temui di sekitar. Hal ini dikarenakan batu ini bukan asli berasal dari bumi maupun luar angkasa, namun diyakini sebagai batu yang berasal dari surga. Seperti sabda Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan Ahmad dan Tirmidzi, “Hajar Aswad adalah batu yang asalnya dari surga.”

Belum diketahui secara pasti bagaimana Hajar Aswad tersebut bisa tiba di bumi, apakah turun bersama dengan turunnya Nabi Adam AS, ataukah malaikat yang membawanya dari surga dengan perintah Allah pada masa Nabi Ibrahim. Mengenai Hajar Aswad yang berasal dari surga ini, diyakinkan dengan beberapa fakta penelitian yang ditemukan oleh para ilmuwan yang menyatakan bahwa Hajar Aswad memiliki struktur dan karakteristik yang berbeda dengan batuan yang berasal dari bumi ataupun luar angkasa.

Disebut Hajar Aswad sebab batu ini berwarna hitam, nama tersebut diambil dari kata dalam bahasa Arab yakni ‘Hajar’ yang berarti batu dan ‘Aswad’ yang artinya hitam. Namun, tahukah Anda bahwa pada mulanya hajar aswad warnanya putih, lebih putih dari susu. Kemudian warnanya berubah jadi hitam seiring perbuatan dosa yang dilakukan oleh anak Adam. Hal ini dipertegas dalam sebuah hadits berikut:

Dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW telah bersabda, ”Hajar Aswad itu turun dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dosa-dosa anak Adam lah yang membuat warnanya jadi hitam.” (HR. Tirmidzi, An-Nasa’i, Ahmad, Ibnu Khuzaimah dan Al Baihaqi)41.jpg

Photo by Haydan As-soendawy from Pexels

Namun, nantinya Hajar Aswad ini akan berubah warna kembali seperti aslinya. Karena segala sesuatu yang asalnya dari surga akan kembali ke surga sebelum hari akhir. Ada pula yang menyebut, Hajar Aswad itu terang dan bersinar bahkan manusia tak dapat melihatnya saking terangnya jika saja Allah tidak memadamkan kilaunya.

 

Kisah Peletakan Hajar Aswad di Zaman Rasulullah

Awalnya, Hajar Aswad diketemukan oleh Nabi Ismail lalu oleh Nabi Adam ditaruh di atas pondasi Ka’bah. Ada kisah yang menyebutkan bahwa Hajar Aswad ini dibawa langsung oleh Malaikat Jibril dari surga kepada Nabi Ismail, lalu ia berikan ke ayahnya yaitu Nabi Ibrahim.

Sebelum diletakkan di salah satu sisi Ka’bah, Nabi Ibrahim membawa batu hitam tersebut berkeliling Ka’bah sebanyak 7 kali sembari menciuminya. Itulah awal Hajar Aswad ditaruh dekat dengan Ka’bah dan terus dijaga. Tetapi, Hajar Aswad pernah berpindah tempat dikarenakan banjir bandang yang terjadi di Kota Makkah.

Waktu itu, Kaum Quraisy bertengkar hebat serta saling berselisih pendapat tentang siapa yang akan meletakkan kembali Hajar Aswad ke tempatnya semula. Maka, ada yang mengusulkan bahwa mereka akan meminta pendapat kepada orang yang dikenal paling jujur yaitu Muhammad bin Abdullah.

Lalu, dengan bijak beliau berkata, “Ambilkan aku selembar kain,” lalu dibawakan lah selembar kain putih yang dibentangkan dan beliau meletakkan Hajar Aswad di atasnya. Kemudian, beliau berkata, “Hendaknya tiap kabilah memegang ujung-ujung kain tersebut, dan membawanya ke dekat Ka’bah.” Maka, selesailah masalah tersebut dengan cara damai atas kebijaksanaan Nabi Muhammad yang saat itu masih berusia 30 tahun. 

 

Keistimewaan Hajar Aswad

Hajar Aswad bukanlah batu biasa, akan tetapi batu yang sangat mulia bagi umat muslim. Ada beberapa keistimewaan yang pastinya akan membuat Anda makin ingin menyentuh serta menciumnya langsung di tanah suci. Apa saja keutamaan dari Hajar Aswad ini?

 

Batu yang asalnya dari surga

Seperti penjelasan di atas, Hajar Aswad adalah batu yang asalnya dari surga. Diturunkan oleh Allah SWT sebagai bukti kebesaran Allah. Belum pernah ditemui batu seperti Hajar Aswad dalam sistem tata surya, menjadi bukti bahwa batu hitam ini memang sangat istimewa.

Terletak di Masjidil Haram, dekat dengan Ka’bah

Keistimewaan berikutnya adalah Hajar Aswad berada di dekat bangunan Ka’bah, lebih tepatnya di sisi sebelah tenggara Ka’bah. Pastinya, Anda hanya bisa melihat Hajar Aswad saat menjalankan ibadah di Masjidil Haram, atau sewaktu menunaikan ibadah haji dan umrah. Tentunya, ini akan semakin memberikan semangat Anda untuk segera pergi haji maupun umrah bukan?

Menjadi titik awal dari thawaf

Hajar Aswad juga menjadi titik permulaan dari pelaksanaan salah satu rukun haji dan umrah yakni thawaf. Thawaf yaitu berjalan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali di awali dari Hajar Aswad di akhiri di Maqam Ibrahim. Jadi, Hajar Aswad cukup penting keberadaannya.

Mengusap serta menciumnya adalah sunnah Rasul

Hukum dari mengusap dan mencium Hajar Aswad adalah sunnah Rasulullah. Disebutkan bahwasanya Umar bin Khattab pernah menyaksikan Rasulullah mengusap dan mencium Hajar Aswad, seperti yang disebutkan dalam hadits riwayat Bukhari:

“Sungguh, aku tahu bahwa engkau (Hajar Aswad)) hanyalah sebuah batu, yang tidak memberikan manfaat maupun keburukan bagiku. Jika saja aku tak melihat Rasulullah SAW pernah menciummu (Hajar Aswad), maka aku juga enggan untuk melakukannya.”

Hal ini menegaskan bahwa tujuan mengusap dan mencium Hajar Aswad adalah semata-mata untuk mengikuti sunnah Rasullah semata. Dan menyangkal bahwa tujuannya untuk menyembah batu.

Jadi saksi di Yaumul Akhir untuk siapa saja yang mengusap dan menciumnya

42.jpg

Photo by Giorgio Parravicini on Unsplash

Tidak heran jika para jamaah haji dan umrah yang tengah menunaikan ibadah ingin menyentuh dan mencium Hajar Aswad secara langsung. Karena kelak di Hari Kiamat, Allah akan menghadirkan batu ini menjadi saksi bagi siapa saja yang mengusap serta menciumnya. Sesuai dengan hadits riwayat dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda,

“Demi Allah, Allah kelak membangkitkan batu ini (Hajar Aswad) di yaumul akhir dengan mata serta mulut yang mampu berbicara. Sebagai saksi untuk siapa saja yang mengusap dan menciumnya dengan benar saat di dunia.”

Itulah sejarah dan keistimewaan Hajar Aswad yang wajib Anda ketahui. Semoga Anda semua diberikan kemampuan untuk melaksanakan ke Baitullah agar bisa menjadi salah satu orang yang berkesempatan untuk mengusap dan mencium Hajar Aswad, ya!

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id